Premis Novel atau cerita Fiksi


Untuk menulis novel, kamu perlu terlebih dahulu membuat konsep, atau ide cerita. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan High Concept Idea tetapi juga bagi yang belum paham cara menggunakan-nya ini bisa merusak mood menulis (karena sangat rumit). Ketika menulis novel, kamu akan masuk ke dalam sebuah dunia fiksi yang kamu sendiri tidak tahu sebelumnya. Ide - ide yang kamu anggap keren itu nggak cukup untuk dijadikan modal atau awalan dalam dalam menulis novel. Kita sebagai penulis, harus bisa membuat ide cerita ini karena berfungsi untuk memberikan arah pada kerika menulis pada setiap halaman cerita. Jika tidak, maka seberapa keren-nya ide cerita hanya akan menyesatkan kamu (IYA! kamu sebagai penulis). Kunci untuk bisa memecahkan masalah ini bahkan sebelum menulis adalah mempelajari cara mengidentifikasi ide cerita kamu — dan lebih khusus lagi, aspek terpenting dari ide cerita itu sendiri.

Tulislah ide cerita ini dalam bentuk satu kalimat, dalam bentuk premis atau logline. Lalu kamu tulis halaman pertama cerita kamu. Lalu pada halaman kedua (masih menggunakan premis / logline) tulislah setengah dari apa yang kamu hendak ceritakan, biasanya pertempuran atau konflik cerita terdalam.

Sekarang baca kedua halaman itu. lalu usahakan bisa menjawab pertanyaan dibawah ini;
  1. Apakah premis dan logline bisa menggambarkan sisa cerita kamu ? 
  2. Apakah premis kamu mendorong plot pada setiap halaman? 
  3. Apakah premis itu penting di setiap halaman? Atau ...
  4. Apakah premis itu hanya memperkenalkan dalam sekejap (karena hanya ingin dipandang keren), hanya berlaku di beberapa paragraf, atau memang itu benar-benar tidak ada hubungannya, dan sekarang berputar-putar sementara karakter berpetualangan sendiri ?
Jika kamu merasa pertanyaan no.4 lebih realistis maka cerita tersebut tidak hanya kehilangan arah, tetapi juga berisiko mengkhianati kepercayaan pembaca. Jika mereka (para pembaca) tengah membaca cerita kamu dari cara penulisan premis seperti itu (seperti no.4) hanya untuk mengetahui bahwa ide cerita itu tidak pernah dikembangkan dengan tepat maka mereka akan kecewa besar.

Premis cerita kamu adalah ide utama, inilah konsep yang menciptakan situasi unik yang menjadi dasar konflik pada cerita yang kamu akan tulis. Sebagai contoh, katakanlah kita akan membaca buku dengan premis berikut:

Seorang gadis buangan di Siberia pasca - apokaliptik menemukan serigala lokal yang menunjukkan kemampuan luar biasa terkadang aneh, namun juga terkadang ajaib.

Untuk sekarang, ide cerita diatas hanya karangan saja, tetapi kalau sudah menjadi slogan, jargon atau tagline dari sebuah buku; terdengarnya sih cukup keren. Tetapi coba bayangkan begini, ketika membaca buku itu, kita menemukan serigala mutan misterius hanya muncul secara acak di sepanjang plot dan tidak terlalu berpengaruh pada hasil klimaks, tentu pembaca akan sangat kecewa.

Masalahnya mungkin bukan karena buku itu buruk untuk dibaca. Masalahnya adalah si penulis memilih premis yang salah. Skenario dari kasus terbaik adalah bahwa premis yang "kebetulan" muncul pada konflik utama bukanlah bacaan yang buruk meskipun memiliki fokus yang tersebar pada plot - plot cerita diatas.

Baca juga :
contoh-contoh premis novel

Bagaimana mengidentifikasi bahwa premis cerita kamu itu adalah premis yang tepat ?
Tanyakan pada diri kamu dua pertanyaan berikut untuk memastikan cerita kamu memiliki premis yang kohesif, premis yang tepat;

1. Ide Apa yang Menginspirasi Cerita Ini?
Biasanya ide yang pertama kali muncul di dalam kepala, yang memicu rasa ingin menulis adalah premis utama kamu. Misalnya, semua cerita dimulai dengan konsep sederhana yang bisa aja membimbing kita untuk menulis hingga selesai.

Cobalah untuk mempertanyakan percikan inspirasi dari ide yang pertama kali muncul dalam kepala kamu sendiri. Apakah ide orisinal itu masih ada dalam cerita kamu ? Apakah masih menonjol dalam cerita kamu ? Apakah itu masih memperkuat cerita kamu? Jika betul demikian, lanjutkan! Akan tetapi jika tidak, kamu harus mempertimbangkan apa ide pengendaliannya.

2. Ide Apa yang Mendorong Konflik?
Ingat, se keren apapun ide kamu diawal, cerita kamu yang sebenarnya akan selalu menjadi inti dari konflik utama yaitu plot. Apa yang diinginkan karakter ? Apa yang menghalanginya? Bagaimana dia mengatasi konflik untuk akhirnya mencapai tujuan ceritanya? Apa yang dipertaruhkan jika dia mencapainya atau tidak?

Biasanya, kamu nggak akan dapat mendapatkan ide-ide ini dengan kata-kata yang sama seperti ide yang pertama kali muncul (di atas, yang menginspirasikan cerita), bahkan tidak persis sama karena ide bisa tumbuh dari ide yang lain.

Untuk kembali ke contoh awal kita tentang si gadis buangan dengan serigala mutan, jika konflik utamanya adalah tentang belajar bagaimana menjadi petarung atau biarawati, dengan hanya beberapa pandangan sekilas tentang serigala di luar dunianya, maka premis awal dan hubungannya dengan plot itu sebenarnya tidak selaras sehingga ceritanya tidak akan berhasil. Apakah premis mendorong konflik utama cerita kamu ? Apakah itu ide premis asli kamu ? Jika demikian, wah keren banget ... lanjutkan!

Jika tidak, coba jelaskan bagaimana ide itu bisa berkembang dari ide aslinya? Bisakah kamu memasukkannya kembali ke dalam konflik utama? nah, jika semuanya nggak tepat apakah kamu perlu menghapus premis awal sama sekali sehingga kamu dapat membuat premis lain ? Silahkan saja, mulai menulis premis baru. berikut adalah ringaksannta
  1. Premis yang baik itu menggambarkan cerita, mendorong plot, menjelaskan semua plot pada halaman.
  2. Ide bisa muncul begitu saja dalam kepala kita, tetapi harus ada dalam cerita, menonjol dan memperkuat cerita.
  3. Sebuah premis bisa memberikan gambaran atau menjelaskan apa yang diinginkan karakter, yang menghalanginya, mengisyaratkan (tidak tergambarkan secara eksplisit) pertaruhannya.
Sebelum menulis sinopsis atau outline novel dan cerita apapun, premis itu sangat penting dituliskan terlebih dahulu. Narasi yang solid dimulai dan diakhiri dengan fokus yang kohesif pada premis cerita. Untuk menemukan fokus itu, pertama-tama kamu harus belajar bagaimana mengidentifikasi premis cerita kamu. Gunakan dua pertanyaan diatas untuk mempertajam pemahaman kamu tentang cerita dan mendapatkan premis yang memukau pembaca sampai akhir. Untuk mendapatkan gambaran tentang premis atau logline pada cerita, sebenarnya bisa menggunakan cara yang sama dalam menulis skenario film, karena pada dasarnya kedua tulisan itu adalah narasi atau cerita. Selain itu bisa juga menambah wawasan menulis konsep atau ide cerita dengan tema.

Posting Komentar

0 Komentar