Menggunakan 8 Sequence Structure untuk Menulis Cerita


Table of Contents

Intro, sebelum sinopsis ada premis

Sebuah ide awal cerita yang sudah dituliskan dalam bentuk judul, premis, logline dan tema; selanjutnya bisa dikembangkan menjadi sinopsis. Gagasan atau ide awal ini juga dikenal dengan istilah ide cerita film, yang mana tahap pertama dalam penulisan skenario film. Tahap selanjutnya, yaitu penulisan sinopsis yang bisa dikembangkan dengan metode penulisan 3-act structure (struktur 3 babak), metode penulisan 5-stage of drama atau masih banyak cara lain. Pengembangan cerita itu sederhana, yakni dibangun dari landasan peristiwa yang mana disebut dengan plot. Seorang penulis dengan kemampuan, bisa mengatur setiap plot untuk menceritakan sebuah perjalanan (journey) dan di saat yang sama dapat mempertahankan perhatikan penonton secara teratur (rhytm). Seperti lagu, penonton terbuai dalam alunan peristiwa-persitiwa, dibawakan secara alami untuk bisa menyaksikan dan juga mengalami sebuah rentetan plot yang enak dan nyaman untuk dirasakan, dilihat atau ditonton. Film adalah produk kreatif yang dipasarkan sebagai hiburan, karenanya penting sebuah film itu dipahami agar bisa diceritakan semenarik mungkin sehingga penonton tidak bosan. Memahami cara menulis cerita yang baik dapat menghibur penonton dan jika produknya bagus bisa menginspirasikan.

Sebuah rumus premis bisa saja terdiri atas karakter (character), goal (tujuan / keinginan) dan Obstacle (halangan / konflik). Kedua rumus diatas adalah gabungan dari rumus yang digunakan dalam blog ini, yakni dari rumus KKK dan yang dituliskan oleh Sydfeild. Apapun rumus premis itu, bisa memenuhi fungsi yakni menggambarkan setiap hubungan unsur dengan sebuah "jembatan" yang mana juga mendorong seorang karakter terus berjalan untuk menyelesaikan perjalanannya (cerita), ini adalah "stake" atau pertaruhan.

Jika sudah dituliskan ide utamanya, maka tahapan selanjutnya adalah menuliskan sinopsisnya. Dari berbagai cara untuk menuliskan sinopsis ada sebuah cara yang unik, yang mana membagi cerita ini menjadi 8 bagian. Ini adalah sebuah metode yang dikenal dengan 8-Sequence Structure. 


Baca juga:
Memahami keinginan dan kebutuhan dalam karakterisasi

Cara membagi cerita menjadi 8 bagian (sequence)

Salah satu fungsi premis adalah menggambarkan perjalanan seorang karakter, juga bisa menjadi arahan ketika diceritakan. Pengembangan sinopsis ini dilakukan agar tidak membuat penonton mengalami kebosanan dan juga harus mengikuti format waktu yakni durasi 2 jam. Pengembangan ide cerita film menjadi sinopsis tentu akan menjadi sebuah penulisan yang menyusahkan jika tidak ada arahan untuk memenuhi fungsi-fungsi premis yaitu, menggambarkan stake, perjalanan, konflik. Secara keseluruhan "ide cerita film" juga bisa memenuhi tuntutan serta ekspektasi penonton dan juga memenuhi durasi secara utuh. Itulah maka, dikembangkan cara menulis cerita dengan menggunakan mytheme, yakni memanfaatkan penggalan peristiwa sesuai struktur dramatik. Salah satunya adalah 8 Sequence structure, yang dikembangkan oleh Sydfeild (dan juga oleh Blake Snyder). Berikut adalah penulisan cerita dengan menggunakan penggalan peristiwa yang terbagi atas 8 sequence yang disertakan penjelasan setiap plot-plotnya. Dari berbagai sumber, urutan plot ini memiliki nama- nama yang berbeda, tak terkecuali dalam penjelasan dibawah ini. Walaupun penamaan bagian-bagian berbedea masih memiliki kaedah yang sama. Mari kita bahas sequence ini satu-persatu:



Sequence 01 Character introduction (subplot; inciting incident)

Penggalan peristiwa pertama dalam film adakah memperkenalkan karakter utama dalam kesehariannya. Selain karakter utama, juga bisa diperkenalkan beberapa karakter lain, dan juga dunia yang dia hidupi. Penggalan peristiwa ini biasanya menunjukan kebiasaan, dan juga nanti menjelaskan kemunculan keinginan karakter. Peristiwa ini, yakni kemunculan keinginan ini adalah dimulainya cerita, sampai nanti akhir cerita kita akan mengetahui apakah karakter akan mencapai keinginan-nya atau tidak, dan atau adanya pengungkapan lain (cerita akan bersambung). Hanya melalui sebab, dalam sequence ini terjadi sebuah kejadian yang memasukan karakter pada bagian selanjutanya (inciting incident), yang selaras dengan keinginannya. Pada tahap ini terbentuk "jembatan" dalam perubahan sequence yakni berupa pertaruhan (stake).

Sequence 02 Dillema (subplot; decision)

Karakter tentu terdesak (dilemma) untuk seolah-olah telah memilih (decision), walaupun kita tahu bahwa dia akan memilih untuk bertaruh dan menjalankan sebuah titik perjalanan yang memulai cerita. Dillema dan decision ini tentu adalah dari sebuah sisi karakter yang buruk, artinya si karakter tahu bahwa apa yang dia pilih itu sebenarnya adalah sesuatu yang perlu diubah (inilah yang disebut "kebutuhan"). Keputusan atas pilihan yang diambil biasanya adalah dari sebuah "prilaku lama" (pendirian dan pemahaman), yang nanti di akhir cerita terbentuk perubahan yang menjadi "prilaku baru".

Sequence 03 Journey begins (subplot; adaptation and challenge)

Pada tahap ini, dimana dia menjalankan keputusan atas prilaku lama-nya sehingga tentulah akan mengalami kesulitan. Walaupun dia merasa perlu berubah, apa yang dilakukan nya dengan perlahan lahan (adaptation) bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang terlihat bahwa hal itu sangat menantang (challenge). Tentu penggalan peristiwa ini menunjukan karakter utama benar-benar merasakan penderitaan, dan bahkan penyesalan atas pilihannya namun dia tidak bisa kabur dari takdirnya. Simbol yang tepat dalam menggambarkan perisitwa ini adalah "rumah terbakar" karena karakter keluar dari zona nyamannya, beradaptasi dan bertahan untuk menghadapi tantangan.

Sequence 04 fun and games (subplot; false victory)

Pilihan yang dirasa buruk, tekad dan pertaruhan memaksakan karakter kita untuk melakukan yang terbaik dalam keadaan tertekan. Terjadilah proses cerita dengan drama yang menguras emosi yang naik-turun. Akan tetapi, sejak pilihan yang dilakukan oleh karena perilakunya yang lama tentu sebuah pencapaian sebagaimanapun akan masih terasa hampa. Penggalan peristiwa ini, menunjukan bahwa tantangan tercapai, adaptasi terwujudkan dan seolah-olah ada "rumah baru". Terlihat indah untuk sesaat, namun penonton mulai merasakan bahwa itu adalah sebuah kemenangan semu (false victory). Karakter pun mungkin saja tidak mengetahui hal ini, dan bahkan terlihat sudah berpuas diri. Penulis bisa saja menunjukan isyarat bahwa sebuah "badai besar" akan segera datang, dan membuat penonton semakin tegang.

Sequence 05 Bigger Problem (subplot; twist and turn)

Takdir seorang karakter adalah berubah, dan dalam mengakhiri sequence sebelumnya diperlihatkan sebuah masalah yang dianggap sepele. Prilaku lama diandalkan untuk menyelesaikan masalah baru, dan disinilah konflik besar terjadi. Tidak hanya sekali gagal, namun masalah baru datang silih berganti dan bertubi-tubi karena pilihan-nya yang salah (tetati dianggap betul, karena pendiriannya menganggap hanya itulah yang bisa dipahami). Bahkan disini, penulis boleh mengungkap bahwa semua yang dialami sebelumnya adalah sebuah "keberuntungan" dan atau "kebetulan". Sekarang karakter betul-betul mengalami kesulitan yang luar biasa dan pada bahkan mengalami munculnya kesadaran untuk menyelesaikan dengan "prilaku baru", namun masih cendrung ragu sehingga takut dan "percaya" akan kebiasaan lamanya sampai mengalami GAGAL! 

Karakter, dalam keadaan yang hancur lebur baru merasakan masih bahwa dia sudah tidak bisa pulang ke "rumah-nya" dulu, dan memahami bahwa dia khilaf akan kebutuhan-nya.

Sequence 06 Culmination (subplot; revalation)

Pada pembabakan ini, karakter kehilangan segalanya karena pertaruhannya kalah. Walaupun dalam keadaan gagal dan runtuh berantakan, dia masih percaya bahwa dia masih bisa kembali. Ternyata ada sebuah pengungkapan (revalation) bahwa dia harus mengorbankan segenap dari harapannya untuk merubah asa. Akan tetapi dia tahu, dia masih hidup dan bahkan akan melakukan sebuah pertarungan terakhir jika perlu nyawanya sebagai pertaruhan. Disinilah penulis akan menentukan apakah tujuannya tercapai dengan mengimbangai 2 unsur; keinginan dan kebutuhan. disini ditentukan hanya ada 4 jenis akhir dari cerita ini yang dibentuk dari 2 unsur tadi.

Sequence 07 Climax (subplot; revival)

Terjadi sebuah usaha terakhir, dan kemudian dengan apa yang dimiliki karakter seadanya berangkat untuk menentukan takdirnya. Disinilah terjadi penentuan apakah keduanya, keinginan dan kebutuhan tercapai? salah satunya tercapai ? atau keduanya gagal dicapai ?

Sequence 08 Resolution

Penulis tentu kembali kepada tema dan menyatakan kembali pesan utama cerita, dan ini menunjukan salah satu gambaran kepada penonton atas pilihan yang diambil oleh karakter. Pada peristiwa ini tentu karakter menemukan tempat untuk mendirikan "rumah baru" dan menempatkan dia pada sebuah perjalanan yang akan dihadapinya kembali karena bagaimanapun roda kehidupan terus berputar dan akan memulainya kembali ke awal perjalanan yang baru.


Baca juga:
Menulis Sinopsis dengan Tiga Cara

Demikianlah penjelasan tentang 8 sequence structure, dan juga masing-masing bagian yang bisa digunakan dalam penulisan sinopsis. Bagian-bagian ini akan mempermudah menulis sinopsis secara utuh dan juga bisa dijadikan landasan dalam tahap selanjutnya yaitu treatment dan kemudian akhirnya penulisan naskah atau skenario film, semoga bermanfaat.

Posting Komentar

0 Komentar