Buku ini salah satu buku yang disertakan sebagai ilmu pengetahuan dalam pembuatan film yang setidaknya disepakati oleh Pusat Pengembangan Film dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini adalah salah satu perwujudan komitmenn lembaga pemerintahan Indonesia dalam membentuk standar kompetensi di bidang penulisan film. Deskripsi Fisik Buku:
- Judul buku ; Skenario Film
- Penulis; RB Armantono dan Paramita
- Penerbit; Pusat Pengembangan Perfilman, Kemdibud
- Tahun terbit 2017
- ISBN; 978-602-61985-3-2
- Jumlah halaman; Indeks 11 halaman, isi 165 halaman
Buku ini diterbitkan oleh Kemdikbud pada tahun 2017 yang dibuka oleh pengantar dari Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.AP (Mendikbud) dan juga Dr. Maman Wijaya, M.Pd. (Ketua Pusbang Film). Pada waktu Armantono menjabat sebagai Dekan FFTV IKJ, yang diberikan kesempatan untuk menaruh dasar dalam penulisan skenario Film. Dalam pengantarnya buku ini diharapkan dalam mengembangkan dan juga memajukan perfilman nasional. Buku ini masuk dalam paket buku yang memang dibagikan secara gratis oleh Pusbang Film untuk dijadikan dasar yang umum. Adapun kesesuain dengan dokumen pemerintahan lain mengenai penulisan film seperti pada SKKNI penulisan TV dan Film itu memang harus dibicarakan selanjutnya. Bersama paket itu juga ada Menulis Cerita Pendek dan Memasak Cerita.
Pada bab Cerita dijelaskan beberapa konsep yang menjadi sub-bab, yaitu Protagonis, Aksi, Antagonis, Konflik, Ide Pokok dan Tema, Plot, Latar, Basic Story dan Sinopsis. Bab ini menjelaskan dengan cara yang paling mudah dipahami walaupun bobot informasi yang disampaikan itu berupa hal-hal yang berkenaan dengan akademisi film. Buku ini sangat menarik bagi mereka yang ingin memahami skenario film dari sudut pandang akademisi seni dan juga bagia mereka yang ingin memulai menulis skenario. Walaupun tidak banyak menjelaskan masalah teknis, buku ini baiknya memang menjadi pembanding dengan beberapa buku lain yang esensinya bisa menjadi rujukan yang utuh. Buku ini adalah sebagian cara untuk bisa memahami skenario karena masih banyak buku-buku lain yang bisa menyempurnakan pengetahuan kita dalam perfilman.
Pada bab Karakteristik Media Film, dijelaskan bagaimana menulis dan menceritakan sesuai dengan media film yang terdiri atas unsur waktu dan ruang. Pembuat film, temasuk penulis harus memiliki sebuah "visi" atau penggambaran karena dalam film ada unsur gambar dan tidak hanya menjelaskan semata. Penulis harus banyak menggambarkan dengan bahasa visual dibandingkan bahasa tutur. Selain unsur gambar, penulis juga harus bisa memahami durasi film yang hanya 120 menit dan juga pentingnya membangun kreativitas berdasarkan film yang harus diselesaikan dalam satu kali menonton tanpa meninggalkan rincian informasi. Hal itu harus dibedakan dengan cara membaca novel yang bisa dibaca bolak balik, atau tidak perlunya dalam satu kali saja melainkan berhenti, meneruskan atau berulang ulang.
Ilham sesunguhnya muncul karena secara tidak sadar otak telah bekerja secara diam-diam.
Pada bab Sumber Cerita, menekankan bahwa penulis tentulah harus banyak membaca. Ide tidak muncul secara ajaib, tetapi melalui proses "mengalami" yaitu; melihat, mendengar, merasakan dan bahkan menyentuh dan itu bersumber dari ingatan. Sumber cerita tidak mungkin bisa ada atau dibuat kalau tidak ada ingatannya, maka hal itu bisa dilakukan melalui membaca. Menulis cerita, itu menceritakan kembali ingatan (memori) dengan menyeleksi, memilah dan memilih. Ilham sesunguhnya muncul karena secara tidak sadar otak telah bekerja secara diam-diam. Cara yang lebih serius dalam menulis cerita yang berkualitas ini adalah melakukan riset mendalam, dari kepustakaan (tulisan, buku, dokumen, biografi dll) dan juga dari lapangan (wawancara atau pengamatan). Cara lain juga bisa dilakukan dengan mengadaptasi karya dari yang sudah ditulis menjadi karya film.
Pada bab Karakterisasi pembaca bisa mengikuti konsistensi dan pekembangan, karakter latar dan karakter dimensional, karakter klise, kontras karakter, eksposisi karakrer, biografi karakter yang mana bisa menjelaskan hubungan film dengan karakter. Bab ini menjadi sangat penting karena menjadi salah satu buku yang menjelaskan bentuk karakter dan juga perannya dalam film yang mungkin buku lain tidak banyak membahas hal tersebut.
Pada bab Unsur Suara menjelaskan bahwa frame gambar menjadi lebih luas karena ada suara seperti efek dan musik. Seorang pembuat film tentu harus juga memikirkan bagaimana unsur suara bisa mengoptimalkan karyanya. Selain sura juga ada bisa saja menggunakan monolog dan dialog yang mana memiliki strukturnya. Dialog menjadi satuan yang memberikan kesan kebenaran, memberikan corak karakterisasi tokoh tokoh melainkan sebuah isyarat yang dibuat-buat.
Pada bab Penonton menjelaskan bagaimana memenuhi kebutuhan penonton melalui identifikasi, antisipasi, surprise, suspense, rasa ingin tahu, gerak dan kalkulasi. Bab ini menjelaskan secara rinci bagaimana semua unsur bisa dibentuk atau dibuat dengan baik.
Buku ini juga akan menjelaskan struktur tiga babak dimana ada bagian-bagian yang menjadi penting di dalamnya seperti babak awal, turning point, babak tengah, momentum dan babak Akhir. Akhirnya sesudah mengolah ide sebagai sumber cerita pembaca akan dijelaskan cara menulis treatment dan pada akhirnya Skenario.
Baca juga :
Pada bab Skenario dijelaskan banyak hal yang berkenaan dengan penulisan dalam format yang baku beserta contoh-contoh penulisannya.
Demikian Ulasan buku penulisan Skenario film dengan judul Skenario Film oleh Amantono dan Paramita. Jika anda tertarik untuk mendengarkan isi buku ini dalam bentuk suara maka anda bisa mengklik "Audiobook Skenario Film" (coming soon agustus 2023)
Postingan
0 Komentar