Kesulitan Memahami Cerita


Semakin tinggi ilmu seseorang seharusnya semakin sederhana dia menjelaskan sesuatu.

Beberapa waktu yang lalu (baca artikel ini, kenapa penulis gagal) dimana dijelaskan bagaimana seorang penulis mungkin saja mendapatkan berbagai ragam informasi tentang metode dan juga cara menulis dari internet, tetapi dia jsutru belum bisa menyampaikan idenya dengan baik karena tidak memahami hal yang paling mendasar dalam menulis, yakni meng-konsep-kan ide atau gagasan, dalam hal ini yang dimaksud adalah "ide cerita film". Ada juga fenomena ketika seorang penulis yang sudah lama belajar mengenai premis, logline, tema dan juga sinopsis dan beberapa hal lainnya seperti 3-act structure, 8-sequence story dan bahkan konsep yang lebih rumit yakni character web dan multi membandingkan karyanya dengan karya-karya besar film dan mulai bertanya, apakah hanya ini cara satu-satunya membuat film ? Lalu bagaimana dengan membuat film trilogi yang sangat fenomenal, yang terdiri dari berbagai karakter dan juga plot ? juga film-film yang terbagi dalam 3 cerita, menjadi satu dan selang-seling, bagaimana membuat karya-karya kreatif dan inovatif seperti itu ?

Tentu kita harus bisa mensyukuri semua jerih payah kita sehingga bisa mencapai titik ini dan masih bisa memahami posisi kita, dan sekarang mungkin ada arahan baru yang menyadarkan kita betapa masih jauhnya perjalanan kita ini. Seorang penulis memang harus mampu mengembangkan berbagai cara dan juga inovasi dalam menulis, dan harus disesuaikan dengan kesempatan yang ada. Seorang penulis memang bisa saja mempelajari konsep-konsep yang menarik seperti plot-twist, flashback, psikologi archetype, dan banyak konsep lain dalam memperkaya tulisannya tetapi semua itu memang harus pada waktunya, serta juga harus bisa ditempatkan sesuai ruangnya. Ada satu artikel lain, yang membahas bagaimana seorang penulis mungkin saja datang dengan sebuah ide yang sangat rumit, begitu rumit baginya yang masih pemula sehingga para calon pembaca pun tidak bisa memahaminya. Karena masih pemula dan tidak tahu tahapan sistematis dalam menulis sehingga hilang arah, tidak tahu prioritas sehingga semuanya disampaikan bukan pada tempatnya.

Kita pada tahap yang sudah melaju dengan kemampuan yang cukup, terkadang tidak terpikirkan bagaimana seorang penulis senior bisa membuat film yang begitu fenomenal. Jawabannya adalah mampu menyelaraskan antara kemampuan dan kesempatan secara terpadu dengan tepat, karena kemampuan yang baik tanpa kesempatan itu tidak bisa mengembangkan diri kita. Sebaliknya kesempatan tanpa kemampuan hanya akan menimbun kekecewaan dan penyesalan.

Baca juga :
Premis sederhana, dengan penjelasan yang paling sederhana.
10 kesalahan umum dalam menulis premis dan logline.
Contoh premis dan logline Film Hollywood.

Film adalah sebuah konsep cerita yang disajikan dalam bentuk visual, inilah yang sering kali terlewati oleh para penulis. Film adalah media yang mana mencoba untuk menyisipkan kelogisan baru, dalam hubungan makna secara visual yang diceritakan dalam film. Sebuah cerita menyajikan sebuah kenyataan dari sudut pandang yang berbeda, men-simulasikan realita dari cara pandang yang baru. Itulah kekuatan visual sebuah film yang bisa mempengaruhi penonton dalam waktu yang singkat. Bayangkan iklan yang disampaikan dalam durasi 30 detik dan itu bisa secara efektif menyampaikan pesan, lalu film yang durasi 2 jam nampaknya akan mendalam untuk menyampaikan pesannya.

"work should be challenging and the challenge should be fun"

Sama dengan ide cerita film, yang mana dibentuk dengan kelogisan premis, logline dan sinopsis (atau bahkan hanya perlu logline dan sinopsis saja). Kelogisan ini bisa saja dibuat berbeda jika dipahami esensinya. contoh pada karakter yang selama ini dibuat jagoan (hero), tetapi melalui inovasi cerita bisa saja karakaer adalah villain. Contoh lain adalah menggunakan teknologi penyuntingan (editing), yang mana mengasimilasikan visual dengan bahasa, dimana film tidak lagi berbicara namun "menunjukan" yaitu konsep "show me, dont tell me". Konsep Save the Cats, pengembangan mytheme dalam cerita yang lebih rumit dari 8-sequence story juga bisa digunakan dalam cerita dengan menggunakan 15 beat sheet. Contoh lain adalah cerminan film itu sendiri sebagai simulasi dalam bentuk kiasan atau majas (Allegory) yang mempertanyakan kenyataan. Ada masih banyak bentuk inovasi lain seperti Journey dan experience yang mana menjadi buzzword di kalangan pegiat iklan dalam mengkonsep Branding.

Baca juga :
contoh premis dan logline film horror Hollywood
contoh premis dan logline film Sci-fi

Semua inovasi dalam menulis itupun harus diseimbangkan dengan kemampuan kita dalam menciptakan dan mencari kesempatan. Inilah yang mana menarik untuk dibahas, yaitu membentuk pribadi yang bersaing sekaligus menyenangkan. Salah satu konsep kerja yang bisa digunakan dalam menselaraskan kemampuan dan kesmpatan bisa menggunakan sebuah ungkapan "work should be challenging and the challenge should be fun" yang mana digunakan oleh sebuah perusahaan raksasa sebagai prinsip kerja mereka, Google. Seorang penulis kadang terbuai dengan berbagai kecanggihan dalam memanipulasi psikologi khalayak melalui bahasa visual dan simulasi, tetapi mereka lupa bahwa diri mereka adalah manusia dan begitu pula penonton / pembacanya. Melupakan kenyataan itu akan membuat karya-karya itu tanpa jiwa, yang mana terasingkan dalam kompleksitas pemasaran. Semakin tinggi ilmu seseorang seharusnya semakin sederhana dia menjelaskan sesuatu. Semakin tinggi ilmu penulis maka ceritanya itu mudah dipahami penonton, disampaikan dengan halus dan lancar (seamless / subtle) atau mudah dikunyah (digest).

Tetapi kembali lagi antara kemampuan dan kesempatan, itu diseleraskan dengan memadukan hubungan makna dengan baik. Seorang penulis akan menjadi sukses jika dia tahu prioritasnya. Penulis harus bisa memprioritaskan majalah teknis yang benar-benar harus dikuasai, salah satunya meng-konsep-kan ide/gagasan film. Setelah itu, dia harus juga bisa membuat tantangan-tantangan baru yang mana dia nikmati dan jalankan sebagai sebuah kesenangan. Sehingga demikian dia tidak lagi bekutat dengan prihal-prihal kecel karena pada titik itu dia sudah memiliki daya, untuk bisa menyerap perhatian dan juga participais berbagai pihak untuk bergabung dalamnya. Pada akhirya, dia lagi memahami melainkan sudah menciptakan cerita yang unik dan juga kreatif.

Posting Komentar

1 Komentar