Catatan Pengajar | Triangle System pt. 2/6


Pada artikel ini akan dijelaskan materi untuk kelompok tingkat pertama yaitu adalah "calon penulis" yang jika dievaluasi melalui ujian makan akan menjadi "penulis pemula".

Sebagian penulis, tidak dibekali pengetahuan mengenai produksi sehingga berkekspektasi berlebihan dan pada akhirnya menentukan capaian yang terlalu tinggi namun sebenarnya ilusif, tidak realistis maka demikian kegagalan itu sudah pasti

Seorang calon penulis adalah seorang yang bisa saja seseorang dengan hobi menulis dan atau suka menonton film dengan harapan juga bisa terlibat dalam sebuah produksi film. Akan tetapi dengan antusiasme dalam bercerita dan juga mungkin memiliki keterampilan untuk mendongeng dan berkonsep maka bisa memilih untuk menkontribusikan bakatnya dalam penceritaan, dalam hal ini adalah menulis  skenario film. Seorang calon penulis pertama harus memahamai sebuah produksi terlebih dahulu agar bisa menjelajahi bentuk - bentuk cerita yang bisa dituliskan sebagai skenario film. Hal ini penting, agar kemudian ide dan juga realita produksi bisa selaras dan bertemu pada sebuah ketetapatan yang rasional. 

Sebagian penulis, yang mana tidak dibekali dengan pengetahuan produksi sebagai bentuk pembekalan bisa berkekspektasi berlebihan dan pada akhirnya menentukan sebuah capaian yang tinggi namun terkesan ilusif, tidak realistis. Ketika seaorang penulis pemula telah menentukan sebuah capaian yang tidak realistis, maka akan mengalami kegagalan dan itu sudah pasti. Selanjutnya dia bisa mengevaluasi diri, akan tetapi kebanyakan tidak dan menyalahkan pihak lain dan menentukan capaian yang tidak realistis lagi. Kadang juga kegagalan ini tidak disadari, dan dia terus menerus menganggap dirinya bisa untuk mencapai tujuannya dengan capaian yang tidak bertahap merasa bisa sekaligus dilakukan. Akhirnya, secara tidak sadar mengalami keletihan, tulisannya tidak selesai dan penjelajahan kepenulisan kaya akan kreativitas dengan potensi dan bakat hilang begitu saja. Maka sebuah tugas yang tidak selesai cendrung akan mematikan antusiasme, itulah mengapa banyak penulis pemula sudah tumbang hanya karena tidak bisa menurunkan ekspektasinya dengan menetapkan capaian yang rasional.

Di Indonesia, sebagian besar penulis itu diminta untuk menuliskan skenario artinya ide cerita selalu datang dari seorang produser.

Apa itu capaian yang rasional dalam hal belajar menulis skenario film ?

Pertama kita memahami dulu siapa kita dan apa yang kita bisa lakukan, dan ini mencakup kemampuan dan keterampilan. kedua hal itu pun memerlukan pengetahuan yang mana berkaitan dengan produksi dan juga teknik menulis sebuah skenario. Langkah pertama adalah memahami produksi film yang mana melibatkan 3 orang yakni produser, sutradara dan penulis (dikenal dengan triangle system).

Kondisi tersebut itu idealnya seperti itu, tetapi bisa saja hanya seorang produser dan sutradara dimana penulisnya melapor ke sutradara. Bisa di kasus lain adalah produser dan penulis mencari sutradara untuk mengarahkan filmnya. Bisa saja sutradara adalah sekaligus penulis, atau produser yang sekaligus penulis. Pada kasus lain ada juga keadaan dimana produser membeli sebuah skenario untuk kemudian difilmkan sendiri dengan dia sebagai sutradara. Kasus lain bahkan menceritakan bagaimana seorang produser membuka kesempatan kepada siapa saja untuk mengajukan idenya, yaitu yang dikenal dengan pitch.

Diatas itu adalah berbagai kondisi bagaimana sebuah ide cerita bisa dibicarakan untuk diproduksi. Di Indonesia, sebagian besar penulis itu diminta untuk menuliskan skenario artinya ide cerita selalu datang dari seorang produser. Ide cerita yang datang murni dari seorang penulis itu ada saja, tapi jarang. Jadi semua dimulai dengan ide cerita, bukan naskah yang sudah jadi lebih-lebih naskah yang ditulis dengan cara yang salah : ini masalah besar. Sebuah ide yang disampaikan dengan berspekulasi dapat dproduksi itu namanya spec-script (naskah spekulasi). Akan tetapi ada juga naskah yang sudah jadi yang diopsikan (optioned) kepada beberapa produser untuk difilmkan, ini bernama original screenplay yang ditulis secara murni oleh penulis. Tetapi beberapa penulis tidak dibekali pengetahuan dasar, sehingga bisa melakukan kesalahan seperti berikut:

  • Seorang penulis pemula langsung menulis skenario padahal belum tentu struktur penulisannya betul.
  • Seorang penulis pemula mencari cari produser agar idenya didengar padahal belum tentu idenya itu sudah diracik dengan metode yang absah.
  • Seorang penulis menceritakan tentang hidupnya padahal kisah hidupnya itu tidak diolah dalam bentuk struktur film atau tidak mengikuti kebutuhan layar.
  • Seorang penulis merasa perlu untuk mendapatkan inspirasi dari kisah nyata padahal seorang penulis harus siap setiap saat untuk mengolah ide dari permintaan apapun.

Diatas itu menjelaskan bagaimana capaian yang ditentukan terlalu jauh tanpa dilandasi dengan pengetahuan mendasar. Akhirnya sebagian besar keinginan itu tidak tercapai, dan mungkin saja awal awalnya di-entertain. Maksudnya awal-awal itu mulus tetapi mengalami akumulasi beban sehingga berat dan akhirnya terjadi sebuah tekanan yang besar. Keadaan-keadaan seperti itu akan memberikan cara kerja yang salah, tidak nyaman dan berkesan tidak baik. Seorang sebenarnya bisa belajar dengan santai tanpa perlu ingin membuktikan diri dengan capaian belajar yang sesuai kemampuan.

Kondisi yang paling realistis adalah dimana seorang produser meminta dituliskan sebuah film. Permintaan produser ini tentu sebuah wujud dari pengetahuan yang didapatkan tentang film yang sedang dicari-cari penonton. Film yang akan diproduksi biasanya berbiaya kecil dibandingkan film lainnya. Disini penulis diberikan tantangan untuk menulis film yang bisa menjual. Penulis tentu tidak langsung membuat skripnya langsung tetapi melapor secara bertahap, mulai dari ide-sinospsis-treatment dan terakhir naskah. Kondisi tertentu, atau produser tertentu bisa saja menerima naskah utuh sesuai dengan permintaannya. Apapun itu tentu melalui diskusi lebih lanjut. 

Gunakan cara dimana anda bisa sehari hari secara konstan melakukan kegiatan yang ada kaitannya dengan penulisan. Semisal kamu bisa memulai dengan mencari ide dulu, lalu menuliskan dalam bentuk ide, lalu luangkan waktu untuk mengeksplorasi ide lain dan ini dilakukan secara bertahap.

Tahapan ini nanti secara berjenjang akan naik, dan disitu ada ukuran yang rasional. Disini adanya tahapan dan jenjang itu bisa memberikan ruang waktu yang tepat, yang realistis.

Bersambung...

Posting Komentar

0 Komentar