Catatan Pengajar | Tahapan Menulis Skenario pt. 3/6

Baiklah sekarang kita sudah tahu bahwa semua hal itu butuh proses dan itu bisa dilakukan secara bertahap yang berjenjang dan memerlukan latihan. Kelas menulis yang akan diselenggarakan akan menggunakan cara penulisan skenario yang bertahap dimana masing masing tahap ini akan dikembangkan pada jenjang atau tingkat kelas. Pada tahap pertama yaitu menulis "ide cerita film" akan dilakukan pada kelas "calon penulis" atau tingkat pertama, lalu pada tingkat selanjutnya yaitu "penulis pemula" akan dijelaskan cara menulis sinopsis. Lalu kemudian pada tahap selanjutnya yang menjadi materi para tingkat "staff writer" adalah cara menulis tretmen lalu pada tahap tingkat akhir yaitu "junior writer" akan dijelaskan cara menulis skenario.

Penulisan skenario itu bisa dari siapa saja ; dari produser melalui kesempatan pitch, sutradara yang menginginkan dibuatkan cerita atau mungkin dari penulis skenario itu sendiri. Langkah pertama adalah menuliskan "ide cerita film" yakni premis, logline dan tema.

Premis adalah sebuah rumus yang menggunakan low-concept, yang mana menggunakan archetype yaitu perjanalan yang juga dikenal dengan konsep journey. Konsep ini dikenal sudah dikenal dari zaman Yunani kuno yakni dari cerita odyssey yang menceritakan perjalanan tokoh Odysseus kembali ke kampung halamannya yang dihalang oleh berbagai rintangan.

Logline disisi lain adalah sebuah konsep ide cerita yang menggunakan cara pendekatan non-strukrur (tidak ada rumus), dengan hasil yang diinginkan yaitu merangsang minat membaca / menonton. pendekatan ini juag dikenal dengan elevator pitch, karena memang diperuntukan agar ide kita ada yang mau beli. Tetapi kalau perlu menggunakan struktur maka bisa menggunakan "what if ?". Struktur ini bisa disandingkan dengan premis, sehingga menjadi high-concept yakni gambaran besar ttg dunia penceritaan dalam fillm tsb.

Tema adalah sebuah pesan yang menjadi controlling idea, dimana dimulai dengan kalimat utama yang berisikan proposisi hipotesis, Jika ... , Maka. Jenis proposis ini adalah sebenarnya cara penulis ingin mengajukan sebuah gagasan dalam bentuk bahasa logika yang sederhana. Maka dalam logika juga dikenal modus ponen dan tolen, gunanya adalah mengujikan ide ide tersebut dalam pikiran penonton.

Ketika sudah dibuatkan ide yang aspek-aspeknya sudah lengkap dari masing-masing bentuk maka boleh dikatakan sudah betul. Walaupun memang ada aja yang kurang cocok atau "klop" yang mana ini sebenarnya masalah preferensi saja. Selera, pilihan atau kecendrungan seseorang itu beda-beda dan itu juga muncul dalam bentuk kreativitas. "Prefrensi kreatif" ini bisa analogikan dengan selera makan...semisal ada yang minta nasi gorang, lalu dimasak lah nasi goreng tersebut. Ada nasi yang telah digoreng di depan yang meminta, ada potongan ayam, sayur dan juga diberikan kecap dan lalu dimakan, bisa dicerna dan dihabiskan. Akan tetapi nasi goreng yang sebenarnya adalah nasi kemaren yang digoreng tanpa kecap, yang diberikan daun bawang, minyak wijen dan kuning telur ... lantas nasi yang goreng tadi itu tidak  enak ? .... ya enak juga si, tapi tidak sesuai selera-nya saja.

Ketika sudah di tuliskan ide cerita film dalam bentuk 3 diatas atau salah satu-nya, yang mana sudah bisa dipahami dan sudah sesuai dengan apa yang ingin disampaikan maka dituliskan sinopsis.

Baca juga:
cara menulis tretment yang baik dan benar
menulis sinopsis dengan 3 struktur yang berbeda

Sinopsis adalah sebuah penulisan cerita yang utuh dimana yang dimulai dari kemunculan karakter, menyatakan keinginan-nya dan kemudian berakhir dengan penggambaran apakah keinginannya tercapai atau tidak. Itu tadi semua ada rangkaian untuk satu cerita menggunakan archetype. Sebuah cerita bisa saja tidak menggunakan konsep archetype, tetapi yang jelas harus mengalami ending yakni hasil dari konsepsi dari tema film tersebut. Pada gambar diatas diperlihatkan 3 tahapan walaupun sebenarnya ada satu tahapan lagi sebelum bisa dituliskan dalam bentuk skenario yaitu adalah treatmen atau treatment. Sebuah sinopsis dituliskan dengan menggunakan teori struktur film. 

Tretment adalah sebuah penjabaran aksi dan reaksi dalam bentuk plot yang sudah diberikan nomer seperti sinopsis keduanya sudah menggunakan strktur seperti 3-act, 5-story, 8 sequence, 15 beat sheet, atau 11 step dll. Boleh menggunakan yang manapun asalkan sudah menjelaskan ruang dan waktu sinematography yakni adanya durasi dan penceritaan yang utuh tadi (1 unit cerita). Ketika treatment sudah rampung dituliskan barulah kita bisa maju ke tahap selanjutnya yakni skeario atau naskah film.

Artikel Sebelumnya...

Artikel Selanjutnya


Posting Komentar

0 Komentar