Cara Memulai Menulis Cerita Sederhana


Sebelum kita masuk ke dalam penjelasan elemen struktur cerita selanjutnya, marilah kita selingi dahulu dengan mengenal dunia penulisan. Hal ini penting karena akan menentukan sebuah standar tertentu diantara para penulis, dan agar bisa mengenal tantangan apa yang akan mereka hadapi nanti, secara teoritis maupun teknis. Belajar menulis itu bukan hanya mengenal pola dan rumus, namun mengenal aspek - aspek eksternal lainnya. Kemampuan menilus cerita, bisa dikembangkan untuk menulis novel, cerpen, naskah darama dan bahkan menulis skenario film, selain pengetahuan nulis, ada disiplin dan manajemen waktu.

Ada beberapa dari kalian yang bertanya; sebenarnya apa saja sih yang diperlukan untuk menulis cerita? Sebenarnya para penulis sekarang sudah dilengkapi dengan peralatan canggih seperti PC atau Laptop sehingga menjadi lebih mudah dalam berkarya. Akan tetapi kita boleh mencoba dengan cara yang sangat tradisional yakni menggunakan buku dan pensil. Menulis secara tradisional bisa jadi lebih efektif dibandingkan menggunakan alat secanggih komputer. Walaupun nanti kita harus masih mengetik-nya dalam bentuk formal dan mengirim file melalui e-mail. Intinya menulis harus dimulai dengan "kecukupan" alat - alat yang ada.

Ada yang salah? tinggal coret, tidak harus setiap waktu klik "save" dan cukup membuka halaman terakhir yang ditinggal. Pusing ? atau mandeg, tinggal gambar - gambar kecil, dooddling, buat lingkaran kecil dan lingkaran besar, spiral dan semaunya. Tidak usah memikirkan mana yang anda harus ditulis dahulu dan kapan, bebas! ingin menjelaskan, secara visual gambarlah dengan cara sesederhana mungkin sehingga bisa langsung dimengerti secara filmic. Inilah menulis, bukan sekedar mengetik dan menjadi kuli tinta semata, karena anda adalah seorang seniman, dan seniman yang sedang bekerja tidak boleh terbatas!

Carilah pulpen, dapatkan banyak pulpen, sekotak pulpen dari berbagai merk, carilah pulpen yang murah yang dijual di stasiun kereta atau terminal, pastikan mereka berkerja dengan baik. Dapatkan pulpen dengan tinta yang berbeda - beda, dengan ukuran yang berbeda. Gunakanlah pensil yang tidak hanya pensil 2B, dapatkan pensil HB, 4B, 6B belilah pensil graphite, gunakan pensil berwarna, pastikan setiap catatan memberikan kesan yang "hidup" pastikan anda bisa mencatat setiap percikan ide yang muncul, gunakan penggaris, spidol, apapun itu harus memberikan sebuah kesan yang berbeda. eksperimen melalui metode- metode kreatif, yang beda yang terbuka dengan segala kemungkinan.

untuk bacaan lebih lanjut bisa baca "Doodle Rvolution" oleh Sunni Brown "Brainmap" oleh Tony Buzan untuk lebih bisa mendalami komunikasi visual.

Untuk memulai mempelajari menulis cerita kamu bisa membaca artikel Premis sederhana. Jika kamu ingin membaca langsung proses penulisan skenario, kamu bisa mempelajari Cara Menulis Skenario Film Pendek.

Selanjutnya, adalah pikiran yang sehat, bebas dari stress! tidak banyak memikirkan ini itu terlebih dahulu. Tetapi pada tenggat waktu yang padat, Kita juga harus bisa bekerja dengan cepat. kalau lagi - lagi pusing? sediakan minuman dan makanan kecil, penulis mana yang tidak mengenal dengan sahabat karibnya yang selalu menemani di kala malam yang dingin atau revisi-an yang menumpuk, mencabik - cabik, halaman demi halaman dengan pecutan garis merah di sana - sini atau percikan cahaya pemikiran yang sudah redup selain kopi susu yang hangat. Kafein terbukti sehat bila dikonsumsi tidak lebih dari tiga gelas sehari diimbangi oleh dua gelas air putih setiap gelasnya. Kafein dibuktikan dapat menghilangkan pusing akibat exhaustion karena kurangnya aliran darah ke otak.

Proses penulisan adalah sebuah proses kreatif yang sangat sakral, dimana kita mengandalkan sebuah keadaan yang sangat memungkinkan kita bisa bekerja. Tahukah anda bahwa semua petarung, atlet, penyanyi atau para profesional lain sebagainya selalu memulai harinya dengan sebuah ritual? bukan-nya percaya takhyul tapi upacara kecil ini adalah sebuah pembuka pada kegiatan kita yang sangat penting! Yaitu, BERKARYA! Inilah sebuah titik awal dimana anda ingin menyatakan "saya berada", kita tidak mungkin eksis tanpa hal - hal kecil seperti ini. Mandilah, keramas bila perlu, pakailah peci atau hisaplah pipa tua milik kakek bila perlu memercikan ide - ide brilian anda. Bakarlah dupa, ucapkan mantra atau doa, jalan - jalan, basahkan-lah kepala, apa pun itu pasti membentuk kebiasaan dan justru ditengah rutinitas dan kebiasaan yang membosankan itulah, pasti selalu muncul hal - hal baru. Percaya deh!

Lakukan ritual ini setiap kali memulai kegiatan kreatif, tetapi peralihan yang berakibat fatal dan menyebabkan kemalasan itu hanyalah nafsu yang menggebu - gebu. Jadi INGAT! Rutinitas itu penting! perhatian anda akan selalu berpusat pada proses tetapi bukan pada pelarian yang selalu mengulur waktu. Bukan berarti malas itu tidak boleh, semua savant dan genius pasti orang - orang malas (baca - tidak mengandalkan otot dan selalu mencari cara yang cepat untuk menyelesaikan pekerjaanya) kalau anda memilih untuk bekerja yang lama, tentukan tenggat waktu yang panjang.

Procastination itu penting, semua tidak mungkin berubah dalam semalam. Sekarang anda masih dalam proses mengukur diri. Ingat! memahami sesuatu dengan perlahan - lahan itu tidak ada salahnya. Tengat waktu, kemampuan adalah sebuah pembahasan yang mengandung unsur - unsur  ukuran, jadi selalu kenali ukuran" diri anda sendiri.

Salah satu alasan mengapa pembahasan ini penting adalah agar kita bisa mengatasi tantangan kreatif dengan baik. Selain acuan dari Austin Kleon tentang "Selalu menggunakan tangan anda dalam berkarya" yang dijelaskan diatas adalah prihal "kecil demi kecil yang dapat menjadi besar". diperlukan waktu untuk bisa mendaki gunung, sangatlah mustahil dilakukan dalam sekali perjalanan. Sama halnya dengan proses kreatif, anda pasti meletakan nya secara bertahap, anda pun perlu istirahat, menaikan dan menurukan tempo sesuai ritme anda, apalagi writer's block yang tidak pernah bisa diprediksi. Karya yang dihasilkan secara tergesa - gesa biasanya cepat luntur, sesuatu yang kekal itu dibentuk melalui proses waktu dan kesabaran. Untuk langsung menulis cerita pertama kalian perlu memahami "ide cerita" atau "konsep" silahkan langsung baca artikel ini Premis Sederhana. Kemudian setelah itu kalian bisa membuat plot (sequence) dengan membaca artikel Menulis sinopsis dengan 3-act structure. 

Semoga pembahasan ini bermanfaat! Yuk, kita mulai menulis!

Posting Komentar

2 Komentar

  1. saya tipe penulis yang menulis bila ingin, bila dapat inspirasi, tak bisa dipaksakan. jadi tergantung mood.
    apakah itu tipe penulis yang baik pak?
    takutnya bila saya masuk kedunia penulisan yang penuh dengan deadline saya gak kuat. karna saya lebih mementingkan ide, dan intuisi dibanding kecepatan. karna saya berpandangan kalau penulis itu tidak bisa dipaksakan, biar mengalir apa adanya,. ide yang muncul lebih ke arah seni yang benar - benar real,. intinya saya kalau diburu - buru saya ga bisa, karna inspirasi dan ide itu harus dikeluarkan dan muncul secara alami hehehe
    apakah itu membahayakan bila nanti masuk ke dunia industri film??

    BalasHapus
  2. saya tipe penulis yang menulis bila ingin, bila dapat inspirasi, tak bisa dipaksakan. jadi tergantung mood. Apakah itu tipe penulis yang baik pak? ==> "writer's block" adalah keadaan dimana penulis sulit melanjutkan karyanya. Beberapa penulis senior mengatakan bahwa semua itu adalah keadaan psikologis. Ada yg mengatakan karena stress depressi atau memang lelah secara pikiran. Semua penulis mengalami keadaan ini. Menurut saya pribadi, keadaan ini dikarenakan dia kehilangan arah, dan biasanya untuk mengatasi ini saya kembali ke premis. Dari situ saya bisa kembali melakukan penulisan. Bahkan saya tidak akan menulis apa apa terlebih dahulu, sampai saya tahu betul struktur plot-nya secara jelas. Ini memang tuntutan profesional, terkadang sudah selesai pun kembali kita disibukan dengan revisi yang beberapa penulis dirasa sangat berat karena balik lagi mengotak ngatik sesuatu yang sudah dianggap selesai. Berat, karena tidak memegang dan memahami cerita dengan dengan baik. Bagi saya writer's block itu dikarenakan struktur kita kurang baik bukan kelelahan. Karena saya pernah menulis 2 hari non-stop 75 halaman dan selesai, Ketika perlu revisi saya tidak mengalami stress karena saya sdh tahu jalan alternatif yg saya harus tempuh.

    takutnya bila saya masuk kedunia penulisan yang penuh dengan deadline saya gak kuat. karna saya lebih mementingkan ide, dan intuisi dibanding kecepatan. karna saya berpandangan kalau penulis itu tidak bisa dipaksakan, biar mengalir apa adanya,. ide yang muncul lebih ke arah seni yang benar - benar real,. intinya saya kalau diburu - buru saya ga bisa, karna inspirasi dan ide itu harus dikeluarkan dan muncul secara alami hehehe. Apakah itu membahayakan bila nanti masuk ke dunia industri film?? ==> iya memang deadline itu adalah sebuah syarat penting dalam penulisan. Lagi lagi masalah pengalaman, kali ini adalah masalah menakar diri. Saya bisa membuat struktur cerita dalam 2 hari dan menulis-nya dalam 2 hari jadi kira kira secara total proses jadinya 40 jam. namun saya merasa itu bukanlah proses kreatif yg ideal. Sya pun hanya bisa demikian jika premis - sinopsisnya sudah siap dengan genre yg saya sudah kuasasi (horor dan komedi, selain itu saya harus memakan waktu yang lebih lama) di A.S para penulis diberi waktu 3-6 bulan. Hal yg sama berlaku di Negara ASEAN, sampai2 para penulis di luar Indonesia kaget mendengar proses menulis kita yg teramat cepat (takaran seminggu-sebulan). Akhirnya memang kita dituntut mencari cara utk memahami cerita dengan baik. cara memahami ini ternyata melalui theory, yang mana bisa didapat dari buku penulisan cerita yg ada.

    BalasHapus