Rahasia Menjadi Penulis Film Tanpa Latar Belakang Pendidikan Film ?


"Cara menjadi penulis tanpa pendidikan formal ?"
"Gimana menjadi penulis tanpa latar belakang film ?"
Sering kali saya mendengarkan pertanyaan ini, dan ini sangatlah masuk akal dengan keadaan sekarang. Industri film sekarang ini masih dalam proses yang terus berubah dan juga pendidikan film yang kurang terjangkau namun diminati banyak orang. Dalam menjawab pertanyaan ini memang agak rumit, dan jawaban yang paling relevan adalah dengan menyamakan standar kemampuan seorang calon penulis dengan mahasiswa film. Di Amerika tahun 80-an muncul sebuah generasi pada perfilman yang dikenal dengan istilah "film student" atau siswa film yang datang sebuah "film school" (sekolah film). Generasi ini secara formal diajarkan membuat film, yang mana sebelumnya membuat film adalah sesuatu yang bisa saja dipelajari secara otodidak. Generasi ini termasuk Speilberg, Scorsese, Coppola dll.

Jadi, kita sekarang sudah memiliki pendalaman konsep yang lebih rinci, yaitu
  1. Kenapa harus memiliki kemampuan seperti mahasiswa film ?
  2. Bagaimana memiliki kemampuan seperti mahasiswa film dalam prihal penulisan skenario ? atau 
  3. Apa kemampuan mahasiswa film dalam penulisan skenario ?
Menjawab pertanyaan pertama, adalah karena mahasiswa film memiliki kemampuan yang telah diasah sejak dia masuk bidang perfilman (setidaknya selama 4 tahun). Akan tetapi, seorang mahasiswa film tidak serta merta menjadi penulis skenario karena peminatan terhadap penulisan skenario itu lebih kecil dibandingkan peminatan produser atau penyutradaraan. Malahan, sebagian besar penulis skenario biasanya datang dari fakultas bahasa, budaya atau sastra. Tetapi dunia ini luas, dan siapa pun boleh menjadi penulis, apalagi bisa membuat karya yang inspiratif. Hanya saja memang banyak sekali informasi di internet yang membuat semua hal menjadi bias (serba ngga jelas), terutama tahapan dan juga proses yang harus ditempuh untuk menjadi penulis film profesional. Nanti ada ada artikel khusus yang membahas tahapan dan proses tersebut. Untuk sekarang, kita bisa membagi pengalaman itu di komunitas film yang memang ada profesional ( atau akedimisi) yang bisa menjelaskan kebutuhan - kebutuhan pendidikan film secara informal tanpa menjadi mahasiswa film.

Menjawab pertanyaan kedua, kuncinya itu adalah belajar. Di Indonesia, pengembangan film itu dibawah wewenang Kementrian Pendidikan dan Budaya, dan demikian film memiliki erat hubungannya dengan pendidikan dan belajar. Akan tetapi dalam proses belajar, kita harus bisa mengandalkan sebuah sumber informasi atau referensi yang terarah. Yang jelas, buku - buku tentang penulisan film itu banyak dan bisa dibeli di berbagai market place. Bahkan sudah banyak buku - buku yang membahas penulisan skenario film dalam bentuk ebook yang mana sudah terkumpulkan pada di komunitas - komunitas film. Selain referensi yang valid adalah bentuk pengujian kemampuan dan keterampilan penulisan skenario, dan itu perlu fasilitator. Hal ini bisa dilakukan dengan mengikuti festival atau lomba film yang bisa mengasah kemampuan dalam mengolah berbagai masalah bobot kerja dan capaian dalam prihal profesi kepenulisan film dan bahkan lebih luas lagi (alur produksi).

Menjawab pertanyaan ketiga, ini terkait dengan konteks dari kedua pertanyaan sebelumnya. yaitu tahapan dan proses pembelajaran. Secara formal penempuhan penulisan skenario film itu berjenjang, sesuai dengan capaiannya;
  1. Untuk seorang staff writer; itu setara dengan SMA. Dia paham apa itu kelengkapan berkas2 penulisan film seperti premis, logline, sinopsis treatmen dll. dan juga pengejaan dan pengecekan salah ketik (typo), presentasi dll. Dia paham - istilah istilah dalam penulisan, walaupun belum tentu memahami semuanya.
  2. Untuk seorang junior writer; itu setara dengan D3 atau SMK. Dia paham apa itu cara membuat premis dan logline, sinopsis dan sudah bisa mengajukan ide ide kreatif karena sudah paham tren dan juga sistem produksi film. Sudah mahir menggunakan perangkat lunak utk menulis naskah film, dan juga bisa diandalkan memberikan asistensi dalam penelitian dan riset film. 
  3. Untuk seorang Head writer; itu setara dengan S1 dimana dia sudah paham semua alur produksi film dan bertanggung jawab dengan jalannya sebuah perencanaan penulisan jangka panjang dalam seri TV, dan juga sudah berkemampuan untuk menulis naskah film. Walaupun sebenarnya, head writer biasanya secara mumpuni baru bisa dicapai setelah 7 tahun pengalaman bekerja. Disini juga sudah memiliki sikap dan profesionalitas dengan etos kerja tinggi.
  4. Untuk seorang film critique ; itu setara dengan S2 dimana dia sudah paham konteks film dengan konsep kebudayaan yang lebih luas yakni sebagai komoditas, produk dan juga desain produk yang lebih rinci. Tidak semua penulis menginginkan posisi ini karena biasanya dia sudah memiliki keabsahan profesi yang sangat presisif, mengkaitkan film dengan berbagai aspek. Seorang kritikus film biasanya juga bisa ditempuh dari disiplin jurnalistik yang tekun mendalami bidang perfilman dan kebudayaan.
Semua orang boleh berpartisipasi dan itu adalah konstruk sosial yang sangat terbuka, melalui kerja keras dan juga konsistensi. Hal ini penting untuk disampaikan sehingga bisa memberikan sebuah gambaran tentang penulisan dan produksi film. Di Indonesia capaian pendidikan film harus bisa mencakup standar kompetensi yang dicakup dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang Penyutradaraan dan Penulisan Skenario Film.


Jika mau bergabung dengan komunitas film bisa melihat pada akhir artikel Langkah Memulai menulis, disana kita bisa berbagi banyak hal seperti peminatan, perfilman, media seperti iklan dan juga membahas banyak hal lainnya. Untuk memahami berbagai informasi seputar alur produksi film dan videography, bisa membaca artikel2 di PostprodID.com.

Akan tetapi Artikel ini belum selesai dalam menyampaikan pesannya, karena artikel ini mencoba mendorong siapapun untuk menjadi penulis film tanpa latar belakang film karena ini adalah sebuah dunia yang terbuka. Ada RAHASIA yang mana kalian lebih cepat untuk menjadi penulis film dan ini terbukti. Pertama kita akan menggunakan rumus 10.000 jam kerja (Gladwell's Ten Thousand Hour Rule) yang mengatakan bahwa seorang akan otomatis menjadi seorang ahli jika melakukan hal yang sama selama 10.000 jam. Jika dalam sehari kalian menulis selama 5 jam, dan dilakukan selama 5 hari seminggu maka kalian akan menjadi ahli hanya dalam waktu 8 tahun. Cukup lama, tetapi ada 3 langkah yang mana setiap langkah akan mengurangi waktu menempuh keahlian menulis skenario film. Simaklah langkah langkah ini; 
  1. Carilah seorang guru atau mentor; dengan mendapatkan seorang guru atau mentor yang mana bisa didapatkan secara cuma cuma lewat buku atau sharing dengan beberapa kenalan yang lebih paham menulis kalian bisa memangkas menjadi ahli hanya dalam 4 tahun. Hal ini bisa dilakukan dengan mengikuti talkshow, menonton YouTube, mengikuti webinar dan juga kompetisi penulisan dan juga mungkin jika kalian beruntung bisa langsung belajar kepada dari penulis senior dan mendapatkan ilmu ilmu yang bermanfaat.
  2. Carilah sekumpulan orang yang ingin menjadi penulis; seperti yang sering dianjurkan adalah mencari komunitas film dimana kita bisa berbagi pengalaman dan juga bereksperimen. Bergabung dengan komunitas film akan memberikan kita sebuah pendalaman yang berbeda dengan hanya berlajar seperti biasa. Bergabung dengan komunitas penulis atau film akan memangkasnya menempuh keahlian menjadi 2 tahun. Terakhir...
  3. Mengajar menulis; ini adalah cara yang paling ampuh agar bisa memahami cara menulis dengan cepat yaitu dengan cara belajar melalui mengajar. Hal ini adalah terobosan yang bisa dilakukan semua orang dalam hal mencapai keahlian dalam membentuk keterampilan. Kalian bisa mengajar kepada Siswa SMA, atau membantu para orang yang sedang berjuang untuk menyadur karya tulis nya mereka menjadi film. Jika kalian melakukan 3 langkah ini, kalian bisa lebih cepat menempuh waktu untuk menjadi seorang penulis film.
Jika kamu punya pertanyaan seputar apa yang telah disampaikan, atau kalian merasa tulisan ini bermanfaat... silahkan tuliskan di kolom komentar

Posting Komentar

0 Komentar