Apa itu logline ? | Dengan Contoh-contoh Logline Film


Logline adalah konsep awal sebelum menulis skenario film ataupun sebelum menulis cerita dalam bentuk novel. Walaupun demikian Logline disini yang dimaksud dalam artikel ini adalah ide cerita film. Walaupun sudah dijelaskan dalam artikel logline v.s. premis, pada kesempatan kali ini kita akan fokus pada penulisan teknisnya. Pada artikel ini juga akan disertakan contoh logline film. Logline dalam film juga bisa berlaku dalam penulisan cerita lainnya seperti novel atau drama teater karena masih menggunakan narasi.

Banyak yang bertanya "apa itu logline?", logline adalah ide cerita untuk berbagai bentuk genre cerita dalam penulisan skenario film ataupun novel. Logline film diperuntukan untuk menggambarkan dunia fiksi yang akan diceritakan dalam film tersebut. Sebuah logline film, bisa dianggap sebagai "high-concept idea" karena tidak menjelaskan karakter atau kejadian dalam cerita. Logline yang paling mudah menggunakan konsep "what if?" atau dalam bahasa Indonesia "apa jadinya jika ?" Logline pada umumnya dibuat untuk untuk menarik perhatian produser atau sutradara ketika saat mengajukan ide cerita untuk difilmkan.

Ada beberapa kesan sama timbul ketika disampaikan konsep logline pada telinga penulis lanjutan, yakni kaitannya dengan "elevator pitch" yaitu "untuk menjual ide". Inilah mengapa logline tidak memiliki rumus karena ber-orientasi pada hasil akhir, yaitu merangsang minat pendengar / pembaca.  Tidak ada rumus tetap dalam menggambarkan"high-concept idea" ini juga karena memberikan gambaran sebagai komoditas yaitu memikat para investor dan juga rekan kerja. Akan tetapi boleh juga menggunakan penulisan "what if ?" atau "apa jadinya jika ?" tanpa menjelaskan lagi karakter atau kejadian dalam cerita, melainkan gambaran besar cerita tersebut. Gambaran besar, atau mengangkat cara melihat dari cakupan yang lebih tinggi inilah yang memperoleh istilah high-concept.  

Ide cerita film bisa diajukan dalam bentuk premis atau logline. Keduanya, premis atau logline memiliki pemahaman bahwa ide tersebut sudah mewakiliki genre yang akan ditawarkan. Logline dan premis bisa disampaikan secara bersamaan untuk memberikan gambaran jelas ide cerita film yang akan disampaikan. Premis penting bagi seorang penulis, sedangkan logline dibuat untuk kepentingan menjual ide.

Logline film adalah sebuah kalimat dengan menggunakan pertantaan "what if?" atau "apa jadinya jika?". Dalam menggambarkan sebuah ide dengan cara ini, tentu seorang pembaca sudah memiliki gambaran awal tentang kondisi atau gambaran umum, namun kemudian yang umum itu bisa menjadi unik dan memiliki nilai cerita jika ada unsur yang dirubah. Logline adalah ide cerita yang bisa dikatakan sebagai intisari cerita, berbeda dengan premis yang mana harus berisikan karakter, keinginan dan konflilk. Sebuah logline, adalah sebuah kalimat yang menarik bisa dan jadi seperti one-liner seperti tagline, slogan atau jargon. Akan tetapi seorang penulis akan memaksimalkan kesempatannya untuk membuat logline dalam bentuk kalimat yang lebih menarik daripada sebuah one-liner.

contohnya akan dijelaskan dibawah;

Dua saudara elf memulai pencarian untuk membawa ayah mereka kembali selama satu hari

ini adalah logline yang menjelaskan dunia cerita dan juga mencoba untuk menarik perhatian pembaca dengan mencantumkan "elf" atau makhluk peri. Sedangkan dibawah ini adalah logline yang menggunakan awalan "what if?" yaitu "apa jadinya jika...?" yang sama sekali tidak mencantumkan karakter. Kedua logline ini menceritakan film yang sama yaitu Onward, 2020

Apa jadinya jika membangkitkan yang mati itu dimungkinkan dengan suatu syarat ?

(Onward, 2020)

Di bawah juga contoh logline yang sama menceritakan film yang sama, dengan cara yang sama. Baris pertama masih boleh mencantumkan karakter, dan logline pada baris kedua menggunakan "what if?" dengan menggambarkan dunia ceritanya. Kedua logline ini adalah logline dari film yang sama.

Ketika serangkaian peristiwa terjadi secara kebetulan dan berubah menjadi mematikan, Cecilia seolah sedang diburu oleh seseorang yang tidak dapat dilihat oleh siapa pun.

Apa jadinya jika baju tembus pandang itu nyata, dan jatuh di tangan orang yang salah ?

(The Invisible Man, 2020)


Sebagai kesimpulan, Logline bisa disampaikan 2 cara, dengan cara "what if?" tanpa menceritakan karakter, atau dengan cara "menjual ide" yaitu apapun yang bisa merangsang minat pembaca / penonton.

Posting Komentar

0 Komentar