Kritik Penulis

 

Dalam memahami dunia kepenulisan, semua nya berpusat pada narasi yakni menggunakan simbol dan ikon untuk menyampaikan ide - ide baru. Apapun yang dianggap baru adalah sebuah "pembelajaran" dan itu adalah melalui berbagai bentuk proses yang berlika - liku. Salah satu konsep mengenai narasi melalui perubahan yang disampaikan dalam bentuk cerita itu bisa menggunakan simbol dan ikon dengan harapan pembacanya bisa belajar. Apapun yang dipelajari itu adalah proses mencerna premis premis logika. Salah satu premis tentang kepenulisan adalah "kesalahan" yang mana harus dipahami betul, karena semua penulis pasti mengalami "kegagalan". Di dunia modern ini, banyak ahli yang mengatakan bahwa salah kunci kesuksesan profesional adalah embracing failure, yakni mendalami makna dari kegagalan.

Ikon dan simbol adalah sebuah alat penyampaian (medium) yang mana memiliki kekuatan untuk memuat beberapa makna. Dan semikian ketika orang melihat karakter yang berubah, sebenarnya memuat makna bahwa karakter itu adalah manusia dan kita pun ikut dan mau berubah. Secara tidak sadar, makna makna ganda dalam ikon dan simbol bisa diserap dengan baik tanpa menyampaikan makna secara "gamblang". Pada saat yang sama, ikon dan simbol juga menggeser pemahaman yang dulu dengan yang baru, dan itulah proses perubahan.

Kita semua memiliki sebuah dorongan untuk selalu mempertanyakan segala hal, melalui inilah kita mengisi ruang - ruang kosong dalam diri kita. Mengisi ruang - ruang tersebut adalah cara kita belajar, mengetahui dan mulai memahami realita yang kita alami. Dalam narasi, kritik muncul karena ada cara pembelajaran yang berbeda pada simbol dan ikon yang digunakan. Selain ketepatan dalam konteks simbol dan ikon, prihal tersebut juga bisa dipermasalahkan dalam konteks lain seperti kalimat, referensi, kreativitas dll.

untuk bisa memahami masalah ide dan logika dalam cerita bisa membaca ide logika dan perubahan

Berfikir kritis menurut para ahli adalah bagaimana kita selalu terus mencari ruang - ruang yang kosong. Di bagian lain, kita juga bisa menciptakan ruang - ruang baru, untuk kemudian membicarakan konteks yang ternyata memiliki definisi - definisi berbeda. Berfikir kritis itu adalah juga arif dengan masalah waktu, karena pada akhirnya seorang penulis tidak pernah memiliki waktu. Entah itu buat berfikir, melakukan hal hal lain, keluarga atau tetangga dll. Semua itu diperbolehkan karena semua penulis memiliki kesibukan yang berbeda - beda. Berfikir kritis adalah juga sebuah hal yang berlaku buat diri sendiri, dan maka tidak pernah adalah karya yang sempurna.

Banyak penulis yang tidak hanya punya masalah dengan waktu tetapi juga punya masalah dengan kritisisme, yang mana sebuah karya itu akhirnya tidak pernah lahir. Akhirnya dia hanya memiliki satu karya yang tidak pernah diakui. Sebaliknya, seorang penulis bisa memiliki banyak karya (tidak sempurna) tetapi semuanya lahir. Tentu bagi seorang yang belum bisa memahami kritisisme tetap bersiteguh ingin memiliki sebuah karya yang sempurna, walaupun tidak pernah berwujud.

Sehingga premis kritisisme hari ini, yang bisa kita pelajari agar kita bisa berubah menjadi penulis yang lebih baik lagi. Karya yang sempurtna itu tidak pernah berwujud, tidak pernah lahir, tidak pernah ada.  

Kita harus yakin pada diri kita sendiri bahwa kita bisa menciptakan sesuatu yang unik melainkan sempurna seperti halnya kita berfikir kritis menurut para ahli; unique is your personal self. Kita harus mulai memahami bahwa ide - ide ini adalah sebuah konsep yang harus diolah dan bukan dibenarkan, karena didalamnya terkandung kerumitan yang sebenarnya bisa diukur karena ada rumus tertentu dalam mengolah ide

Untuk mempelajari penulisan ide cerita film dalam bentuk rumus bisa membaca Kupas Tuntas Cara Menulis Ide Cerita Film atau Logline v.s. Premis 

Artikel ini ditujukan kepada mereka yang belum yakin akan dirinya karena takut berbuat kesalahan. Selain memiliki perasaan ketakutan, juga adalah beban kepercayaan bahwa dia memiliki sebuah keistimewaan. Kritisisme ini berlaku secara luar-dalam, artinya selain pada karya juga memang ada sebuah mindset (pada diri penulis) yang memiliki premis logika yang keliru dalam memahami realita. Logika mereka itu betul, tetapi berangkat dari asumsi yang salah. Asumsi itu juga banyak yang betul, hanya saja dipahami oleh hanya segelintir orang.

Seorang penulis pernah menjadi sorotan karena dia adalah seorang yang sering memenangkan event kepenulisan. Dia dalam 5 tahun dikenal sebagao penulis yang telah memenangkan bukan satu, bukan dua, bukan 5 tetapi sebelas event kepenulisan. Orang - orang memujinya dengan takjub, mereka bertanya tantang tentang keberhasilannya yang luar biasa. Ketika menanggapi apresiasi itu, dia berkata, orang - orang hanya tahu 11 keberhasilan saya padahal kegagalan saya itu berjumlah puluhan dan bahkan ratusan ribu. Dia mengatakan bahwa dalam 5 tahun itu ada juga event kepenulisan yang dia tidak bisa menangkan. Memang betul, orang bisa fokus pada hal - hal yang positif, tetapi memalingkan diri dari hal yang negatif seolah menghilangkan bagian yang terpenting dalam kehidupan kita yakni mengalami kegagalan dan kesalahan. Semoga menginspirasikan, semoga kita bisa memahami diri kita masing - masing dengan positif maupun negatif melalui kritisisme.

Baca Juga;
Bagaimana menjadi penulis film tanpa latar belakang pendidikan film ?
Masih bingung dalam langkah langkah menulis ?
Narasi adalah perjalanan

Jika kamu ingin bergabung dengan grup belajar kami, kalian bisa bergabung dengan komunitas menulis kami di telegram disini; Belajar Menulis Skenario Film. jika kamu mengalami kesulitan masuk ke grup tersebut silahkan kontak admin-nya  Selamat belajar!

Posting Komentar

0 Komentar